JAKARTA-Namanya Tini Jammen. Dikenal sebagai seniman lukis di Yogyakarta. Ia lahir di Lumajang, Jawa Timur.
Tanggal 20 Februari mendatang ia akan menggelar pameran di Balai Budaya Jakarta bersama para pelukis lainnya.
Ia dibesarkan dari keluarga seniman. Sang ayah selain terjun di dunia musik, juga piawai dalam melukis.
Bakatnya berawal dari kebiasannya melihat sang ayah melukis."Aku jadi ikutan melukis. Corat-coret di kertas dengan cat grego jaman itu. Sesekali sambil curi-curi sisa cat bapak yang ada di palet. Biasanya, aku pakai cora-coret di kertas atau triplek," kenang wanita yang memiliki dua putri bernama Sakti dan Santi.
Menurut Tini, sejak duduk di bangku taman kanak-kanak, hasil karyanya selalu menjadi perhatian sang guru.
"Guru TK saya waktu itu namanya Bu Sita. Sejak SD aku juga suka ikut lomba dan alhamdulillah menang," ujarnya.
Waktu itu sekitar tahun 1990. Ia sedang liburan ke Jakarta. Ketika naik bus, ia melihat ada spanduk bertuliskan lomba lukis tingkat Remaja di Gelanggang Remaja Jakarta Pusat. Setelah ikut, akhirnya ia menjadi juaranya.
"Aku turun dari bus dan langsung daftar. Aku kemudian dapat trophy sebagai pelukis terbaik tingkat Remaja," kenangnya.
Siapa pelukis Indonesia yang anda kagumi?
"Waktu kecil aku hanya tahu pelukis besar itu adalah Basuki Abdullah. Bapakku dulu sering mendapat pesanan lukisan dari karya Basuki Abdullah. Maklum bapakku pelukis di kota kecil. Jadi orang suka yang naturalis dan realis," tutur Tini yang pernah memamerkan karyanya di sejumlah daerah diantaranya, Bali, Gresik, Probolinggo, Yogyakarta dan Jakarta.
"Waktu kecil aku hanya tahu pelukis besar itu adalah Basuki Abdullah. Bapakku dulu sering mendapat pesanan lukisan dari karya Basuki Abdullah. Maklum bapakku pelukis di kota kecil. Jadi orang suka yang naturalis dan realis," tutur Tini yang pernah memamerkan karyanya di sejumlah daerah diantaranya, Bali, Gresik, Probolinggo, Yogyakarta dan Jakarta.
Karena itu, Tini mengaku kagum dengan karya lukisan Basuki Abdullah. "Lukisan bapakku karakternya sama dengan beliau," ungkap wanita yang kini tinggal di Yogyakarta.
Kini, kesehariannya Tini tak lepas dari kanvas, cat dan kuas. Kadang ia melukis sampai larut malam. Melukis ibarat kekasih hatinya.
"Ketika aku melukis... aku merasakan ada keasyikan tersendiri. Ada nilai-nilai kesabaran, ketelatenan dan rasanya aku seperti masuk ke dalam dunia yang baru. Aku seperti ada dalam lukisan itu," tutur wanita jebolan Institut Seni Indonesia Yogyakarta, ketika ditanya apa makna dibalik profesinya sebagai seorang pelukis.
Soal idealisme ia mengatakan bahwa di balik semua karya manusia apapun bentuknya selalu ada idealisme.
"Setiap karya yang dilahirkan itu kan melalui proses yang berbeda beda dari masing masing seniman. Dari proses itulah menghasilkan idealisme dan kharakter tersendiri," ungkap wanita murah senyum yang tidak begitu hobi dengan bercocok tanam.
Saat ini Tini memiliki puluhan hasil karya lukisnya yang ia simpan di rumahnya. "Kalau dihitung dari jaman melukis realis jumlah lukisan aku lumayan banyak. Kalau yang ganti style ada 17. Itupun sudah terjual tujuh," ungkap Tini yang berharap tahun ini akan menggelar pameran tunggal.
sumber : http://www.tribunnews.com/lifestyle/2017/02/02/tini-jameen-saat-melukis-seperti-masuk-ke-dunia-lain
0 komentar:
Posting Komentar